Selamat Tinggal "Tukang Nyampah", Selamat Datang Teknologi Hijau!
Aku benci kepada
segala bentuk teknologi. Kata orang, teknologi itu membuat hidup menjadi
praktis. Orang bilang, teknologi itu era baru peradaban manusia.
Tahukah kau, komponen mobil saat ini banyak menggunakan logam-logam mulia yang langka keberadaannya di bumi. Mobil iasanya menggunakan Cerium dan Lanthanum sebagai katalis untuk membersihkan emisi gas buang yang dihasilkan.
Tidak hanya mobil bensin, tetapi juga mobil Hybrid. Mobil Hybrid dan kendaraan lain yang bertenaga listrik menggunakan Neodymium, Dysprosium, dan Didymium pada mesinnya dan Misch Metal pada baterainya. Selain itu, ada juga unsur Cerium pada kaca mobil penyerap UV.
Improvement/penyempurnaan banyak dilakukan, termasuk ignition system (sistem pembakaran) yang menerapkan “Active Ignition System” dengan menggunakan listrik frekuensi tinggi untuk meningkatkan ukuran percikan. Hasilnya, penggunaan bahan bakar yang dapat diefisienkan lebih dari 30% dibanding mesin Daihatsu saat ini. Meski menghasilkan mesin dengan kapasitas cc rendah, tetapi kenyamanan berkendara tetap dapat dirasakan karena ditunjang oleh sistem turbo. Inovasi penggunaan dua silinder juga mengefektifkan pembakaran secara permanen.
Optimalisasi pada penampungan energi listrik juga tidak dilupakan. Listrik disimpan pada kapasitor berkapasitas Mega seperti ‘panci ajaib’ yang mampu menyimpan banyak listrik sehingga dapat digunakan lebih efisien.
PMfLFC
(Precious Metal-Free Liquid-Feed Fuel Cell) ini berpotensi besar untuk menjadi
solusi global warming yang selama ini belum teratasi. Emisi gas karbondioksida
yang termasuk gas rumah kaca ini banyak dihasilkan oleh kendaraan
bermotor.
Emisi CO2 tidak hanya dihasilkan saat kendaraan dikendarai, tetapi juga pada proses produksi, bahan baku, perawatan, dan scrapping. Daihatsu melalui mobil kompaknya akan mewujudkan emisi minimum dibandingkan mobil bensin dan hybrid.
Tetapi dengan pemanfaatan PMfLFC sebagai bahan bakar pengganti, global warming dapat teratasi karena mampu meniadakan emisi gas rumah kaca.
Bagaimana pendapatmu tentang teknologi hijau? Benar-benar ramah lingkungan, bukan? Semoga di masa depan manusia tidak lagi berteman dengan ‘si tukang nyampah’. Kalau masih mau hidup di bumi, beralihlah ke teknologi hijau! Tinggalkan saja Si Tukang Nyampah!
Teknologi itu kerjanya
cuma buang gas busuk!
Membikin panas dan
bising!
Membunuh segala yang
hidup!
Burung-burung,
pohon-pohon, diracun oleh limbah. Itukah zaman baru yang diinginkan orang?
Zaman abu-abu tanpa hijaunya dedaunan, tanpa kicau burung, tanpa lucunya
hewan-hewan. Hanya sampah, asap, dan debu yang menghias belantara gedung. Kalau
begitu, era modern hanyalah masa dimana sejuknya hijau daun terkubur kelabu
asap kelam.
Kelahiran teknologi 'katanya' membawa harapan baru bagi manusia untuk dapat menjalani hidup yang
lebih baik. Kuda dan gerobak dimesinkan, hingga minyak jadi hajat wajib.
Knalpot dibesarkan, sementara pohon ditumbangkan. Karbon dilimpah ruah, tapi
oksigen dilupakan, tiada dihirau. Mau kau napas dengan karbon? Napas dari asap
knalpot?
Bicara kendaraan si
tukang kentut, taukah kau bahwa dialah si biang kerok? Kalau kau mengeluh akan panasnya siang hari dalam naungan
mentari, tanyalah pada
tungganganmu itu! Apakah teknologinya itu kotor dan tidak ramah
lingkungan? Apakah knalpotnya suka nyampah di langit?
Apakah mesinnya rakus memakan minyak? Kalau iya, hijaukanlah teknologinya.
1. Teknologi Terdepan
Dalam
rangka mengatasi problem lingkungan, ilmuwan berlomba-lomba menciptakan teknologi yang ramah lingkungan dengan harapan suatu saat teknologi akan dapat bersahabat
dengan alam, tanpa mencemari dan merusaknya.
Teknologi hijau mampu menjawab harapan tersebut. Kendaraan bermotor yang selama ini
menjadi penyumbang polusi dan penguras minyak ditanamkan dengan teknologi hijau melalui
beragam inovasi. Teknologi hijau merupakan sarana pengembangan teknologi eco-friendly yang kaya akan inovasi terdepan untuk masa depan.
2. Pelopor Teknologi Masa Depan
Seiring dengan semakin nampaknya efek teknologi terhadap keseimbangan lingkungan, manusia semakin sadar untuk menciptakan teknologi yang memihak
kepada lestarinya lingkungan. Teknologi hijau menjadi perintis teknologi generasi berikutnya yang lebih ramah lingkungan.
3. Disambut Senyuman Alam
Inilah
yang menjadi nyawa bagi teknologi hijau. Teknologi yang tidak mencemari
lingkungan pastinya disambut baik oleh alam. Tidak akan ada lagi polusi, langit
keabu-abuan, hujan yang rasanya asam, dan mentari yang panas. Burung-burung
akan bernyanyi riang, kupu-kupu menari-nari, dan bintang-bintang akan tampak
jelas di langit malam. Indahnya bumi bersama teknologi hijau.
Ketiga karakteristik itu dimaksimalkan pada pengembangan teknologi Daihatsu
di masa depan. Teknologi hijau akan teraplikasi pada setiap elemen kendaraan yang diproduksi
Daihatsu. Daihatsu merupakan mobil kompak yang meminimalisir bahan baku dan energi yang
digunakan, serta emisi gas yang dikeluarkan. Dengan demikian, energi dapat
digunakan secara efisien dan eco-friendly.
Sekarang kita lihat check list untuk sebuah mobil eco-friendly
berikut. Daihatsu akan memiliki seluruh kriteria mobil ramah
lingkungan dengan menerapkan efisiensi energi, reduksi bobot kendaraan,
pengurangan emisi gas buang, penggunaan sumber daya alam yang sedikit, dan
inovasi bahan bakar atau sumber tenaga selain BBM.
1. Eco-Idle Technology
Teknologi ini bertujuan untuk melakukan penghematan
bahan bakar di saat macet. Jadi, ketika terjadi macet dan mobil berhenti, mesin
juga ikut berhenti sehingga tidak ada energi yang terpakai. Bensin jadi lebih
irit, esmisi gas buang juga berkurang. Ini dia yang kita butuhkan. Sangat cocok
dengan kondisi jalanan ibukota yang sering tersendat.
Beberapa improvement juga dilakukan oleh Daihatsu,
yaitu dengan peningkatan efisiensi energi dengan sistem transmisi CVT
(Continuosly Variable Transmission), optimalisasi rasio gigi, reduksi beban
pada mesin, dan penerapan injector untuk membuat pembakaran menjadi lebih mudah.
Efisiensi pembakaran juga ditingkatkan dengan menaikkan rasio kompresi mesin
10,5-11,3.
Tidak hanya itu, ada juga sistem I-EGR (Internal
Exhaust Gas Recirculation) yang merupakan gabungan sistem EGR konvensional
dengan pembakaran pertama sistem dunia kontrol saat ion terkini. I-EGR menghasilkan
pembakaran sempurna sehingga emisi gas CO2 dapat diminimalisir.
Benar-benar ramah lingkungan!
Ternyata bobot kendaraan tidak lepas dari fokus
Daihatsu dalam menciptakan teknologi ijau. Berat kendaraan dikurangi hingga
tidak lebih dari 730 kg. Sangat ringan dibandingkan kendaraan lain yang beratnya
ribuan kilogram. Pengurangan berat juga dilakukan pada kerangka badan kendaraan
(tetapi kekuatannya tetap dipertahankan), interior, penggantian layout dan
kemasan, CVT, dan lain-lain.
Tahukah kamu, semakin berat kendaraan, semakin
banyak energi yang dibutuhkan untuk menggerakkannya? Berat kendaraan terpusat
pada badan kendaraan dan mesinnya. Dengan demikian langkah Daihatsu mengurangi
bobot kendaraan sangat tepat karena semakin ringan kendaraan, semakin irit BBM
yang dihabiskan, semakin sedikit CO2 yang dihasilkan.
“Light Weight Vehicle = Less Fuel Consumption = Less CO2 Emition"
Melalui pembaharuan tersebut, Daihatsu mengembangkan
manajemen energi dengan efisiensi bahan bakar 10% melalui sistem eco-Idle dan
3% dengan menggunakan eco-control system.
2. 2-Cylinder Turbocharged Direct Injection
Masih dalam rangka ‘meringankan tubuh’, komponen
dibuat lebih sedikit sehingga menjadi lebih ringan dan menggunakan sumber daya
alam yang lebih sedikit.
Sumber daya alam berupa logam-logam mulia dan langka banyak digunakan mobil saat ini, terutama mobil Hybrid. Mobil kompak lebih mudah dibuat, produksinya membutuhkan lebih sedikit energi, dan sedikit pula menggunakan sumber daya alam.
Sumber daya alam berupa logam-logam mulia dan langka banyak digunakan mobil saat ini, terutama mobil Hybrid. Mobil kompak lebih mudah dibuat, produksinya membutuhkan lebih sedikit energi, dan sedikit pula menggunakan sumber daya alam.
Tahukah kau, komponen mobil saat ini banyak menggunakan logam-logam mulia yang langka keberadaannya di bumi. Mobil iasanya menggunakan Cerium dan Lanthanum sebagai katalis untuk membersihkan emisi gas buang yang dihasilkan.
Tidak hanya mobil bensin, tetapi juga mobil Hybrid. Mobil Hybrid dan kendaraan lain yang bertenaga listrik menggunakan Neodymium, Dysprosium, dan Didymium pada mesinnya dan Misch Metal pada baterainya. Selain itu, ada juga unsur Cerium pada kaca mobil penyerap UV.
"Compact Car = Less Energy & Materials Used = Cost Less"
Improvement/penyempurnaan banyak dilakukan, termasuk ignition system (sistem pembakaran) yang menerapkan “Active Ignition System” dengan menggunakan listrik frekuensi tinggi untuk meningkatkan ukuran percikan. Hasilnya, penggunaan bahan bakar yang dapat diefisienkan lebih dari 30% dibanding mesin Daihatsu saat ini. Meski menghasilkan mesin dengan kapasitas cc rendah, tetapi kenyamanan berkendara tetap dapat dirasakan karena ditunjang oleh sistem turbo. Inovasi penggunaan dua silinder juga mengefektifkan pembakaran secara permanen.
Optimalisasi pada penampungan energi listrik juga tidak dilupakan. Listrik disimpan pada kapasitor berkapasitas Mega seperti ‘panci ajaib’ yang mampu menyimpan banyak listrik sehingga dapat digunakan lebih efisien.
3. Precious Metal-Free Liquid-Feed Fuel Cell
Teknologi hijau dari Daihatsu yang satu inilah yang paling ramah lingkungan dan
dibutuhkan masyarakat dunia. Penggunaan bahan bakar pengganti BBM berupa
Hidrazin Hidrat Cair tidak menghasilkan gas buang alias nol emisi CO2.
Ukurannya yang kecil cocok digunakan pada mobil kompak. Selain itu biaya
produksinya juga kecil karena tidak mengandung logam mulia.

Emisi CO2 tidak hanya dihasilkan saat kendaraan dikendarai, tetapi juga pada proses produksi, bahan baku, perawatan, dan scrapping. Daihatsu melalui mobil kompaknya akan mewujudkan emisi minimum dibandingkan mobil bensin dan hybrid.
"PMfLFC = Zero CO2 Emition = Global Warming Solution"
Tetapi dengan pemanfaatan PMfLFC sebagai bahan bakar pengganti, global warming dapat teratasi karena mampu meniadakan emisi gas rumah kaca.
Bagaimana pendapatmu tentang teknologi hijau? Benar-benar ramah lingkungan, bukan? Semoga di masa depan manusia tidak lagi berteman dengan ‘si tukang nyampah’. Kalau masih mau hidup di bumi, beralihlah ke teknologi hijau! Tinggalkan saja Si Tukang Nyampah!